Dalam pemanfaatannya di berbagai bidang umumnya enzim
berada dalam kondisi diamobilisasikan. Amobilisasi enzim dapat dilakukan secara
fisik dan kimia. Cara fisika dapat dilakukan secara adsorpsi dalam suatu bahan
pendukung seperti membran, adsorben, dan gel. Bila amobilisasi enzim dilakukan
secara fisik maka enzim bersifat reversible atau dapat kembali ke bentuk
semula. Sedangkan secara kimia amobilisasi nzim didapatkan dengan melibatkan
satu ikatan kovalen atau lebih pada suatu senyawa. Antara residu dua atau lebih
enzim yang sejenis sehingga molekul menjadi irreversible.
Amobilisasi sel adalah pemasangan sel atau pemaukan sel
dalam fase padat benda yang mengiinkan pertukaran zat dalam system ke
lingkungan atau dari lingkungan ke system yaitu berupa
substrat,produk,penghambat dan lain-lain. Tetapi pada waktu yang sama
memisahkan sel katalis dan fase yang berisi substrat dan produk.
Tujuan dari
amobilisasi salah satunya adalah untuk mempertahankan konsentrasi sel tetap
tinggi di dalam bioreactor untuk melindungi sel dari gangguan lingkungan.
Sel dapat diamobilisasi dengan menggunakan berbagai metode. Metode
amobilisasi digolongkan menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut :
- Adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbs
sel ke permukaan matriks. Adsorbsi didasarkan pada kekuatan pada non kovalen
dan interaksi yang bersifat ionik. Masalah dalam metode ini adalah kebocoran
sel yang bisa menyebabkan masalah yang serius.
- Ikatan Kovalen
Metode ini didasarkan pada formasi,
ikatan kovalen. Modifikasi kimia pada permukaan sangat penting untuk metode
ikatan kovalen. Reaksi ini memerlukan pengenalan tentang kelompok organic
reaktif pada permukaan silica yang tidak tersusun secara teratur untuk reaksi
unsur sel.
- Ikatan Silang
Sel mikriba dapat diamobilisasi dengan ikatan silang sama
lain dengan bahan reksi bi atau multi fungsi seperti glutaraldehid dan toluene
diisosianat. Bahan kimia yang digunakan dalam metode ikatan silang cukup
beracun, sehingga dibatasi aplikasi dari metode ini.
- Penjebakan
Metode penjebakan berdasarkan
pemasukan sel di dalam suatu jaringan kaku untuk mencegah sel menghambur ke
dalam medium untuk membiarkan penetrasi substrat. Matriks yang biasanya
digunakan adalah agar, alginate, karagenan, atau zeolit pada umumnya.
Dari dua metode yang digunakan untuk amobilisasi enzim
yaitu modifikasi kimia dan penjebakan secara fisika dari enzim dalam matriks
inert seperti polyakrilamida atau zeolit, teknik amobilisai secara kimia lebih
umum digunakan. Tahap amobilisasi ini meningkatkan kestabilan dan juga dapat menentukan
lapisan difusi dimana produk berada, yang dibentuk dengan aksi katalitik dari
enzim, difusi-difusi terbagi pada permukaan elektroda, tetapi keuntungan yang
paling nyata dari amobilisasi enzim adalah ikatan kimia akan memiliki ketahanan
yang lebih lama, sekitar 6-12 bulan.
0 comments:
Post a Comment
Blog ini Berisi Sharing & Caring Tentang Ilmu Pengetahuan